A. Diagram Alir Proses Pembuatan Gula Rafinasi
Gula Rafinasi merupakan hasil olahan lebih lanjut dari gula kristal mentah atau Raw Sugar melalui proses Defikasi yang tidak dapat langsung dikonsumsi oleh manusia sebelum diproses lebih lanjut. Kata rafinasi diambil dari kata refinery artinya menyuling, menyaring, membersihkan. Jadi bisa dikatakan bahwa gula rafinasi adalah gula yang mempunyai kualitas kemurnian yang tinggi. Gula rafinasi ini digunakan sebagai bahan baku industri makanan dan minuman. Adapun diagram alir proses pembuatannya adalah sebagai berikut :
B. Asumsi Debit Limbah
Kebutuhan air untuk proses produksi setiap harinya diperkirakan sekitar 1500 m³. Oleh karena itu, limbah yang dihasilkan juga sekitar 1500 m³. Namun, jika industri tersebut sudah mempunyai sistem daur-ulang air pendingin dan dapat dihindari hilangnya gula ke dalam sistem, maka air pendingin dapat langsung dibuang tanpa pengolahan. Air pendingin ini merupakan 90% dari seluruh penggunaan air. Oleh karena itu, limbah yang diolah hanya sekitar 10 % dari seluruh penggunaan air. Jadi, debit limbahnya adalah 10 % x 1500 m³/hari = 150 m³ /hari
C. Karakteristik Limbah
Sumber utama air limbah adalah air pendingin pada kondensor barometik. Gula yang terbawa dalam uap dari evaporator masuk ke dalam air pendingin. Air pendingin ini merupakan 90% dari seluruh penggunaan air, tetapi BOD-nya rendah (sampai 500 mg/L). Air proses dari pencucian pada penghilangan warna, pencucian endapan saringan tekan, dan air cuci lantai dan alat, mempunyai laju alir lebih rendah tetapi mempunyai nilai BOD yang tinggi (sampai 6000 mg/L) dan padatan tersuspensi yang kadar organiknya relatif rendah. Air limbah yang terkumpul mempunyai BOD yang berkisar dari 300 sampai 2000 mg/l dan TSS dari 200 sampai 800 mg/l, tergantung pada faktor proses produksi yang terjadi di dalam pabrik khususnya pada proses pemurnian gula.
Karakteristik limbah industri gula rafinasi X yaitu :
pH : 8,3
BOD : 1800 mg/L
COD : 2000 mg/L
TSS : 400 mg/L
D. Unit – Unit Pengolahan
Untuk mengolah limbah cair dari industri gula rafinasi X cukup dengan menggunakan 1 bak saja yaitu kolam aerasi. Dengan menggunakan kolam aerasi dengan waktu tinggal selama 5 hari dan BOD removal sekitar 90 %, maka sudah cukup efektif untuk mengurangi TSS dan BOD sampai tingkat yang dapat diterima.
Karena debit limbahnya cukup tinggi yaitu sekitar 150 m³/hari, maka memerlukan lahan yang cukup luas untuk membuat bak ekualisasi. Oleh karena itu, limbah dapat langsung ditampung dalam kolam aerasi. pH limbah sudah bersifat netral yaitu sekitar 8,3 maka tidak diperlukan netralisasi.
Oleh karena itu, dengan kolam aerasi saja sudah efektif dalam mengolah limbah industri gula rafinasi samapai memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan.
BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI GULA
E. Dimensi dan Ukuran Unit Pengolahan
Kolam Aerasi
Debit limbah = 150 m³/hari
Waktu tinggal = 5 hari
Kedalaman = 2 m
Free Board = 30 cm
Volume = debit limbah x waktu tinggal
= 150 m³/hari x 5 hari
= 750 m³
Kolam aerasi akan dibuat rectangular, maka ukurannya yaitu :
Panjang = 20 m
Lebar = 18,75 m
Kedalaman = 2 m
Free Board = 30 cm